BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
kebidanan dikomunitas terdiri dari identifikasi kematian ibu dan bayi,
kehamilan remaja, unsafe abortion,
BBLR, tingkat kesuburan, ANC yang kurang yang ada dalam dan identifikasi
pertolongan persalinan tenaga kesehatan dan non kesehatan, PMS serta perilaku
social budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas.
Menurut MC Charty dan Maine (1992)
dalam kerangka konsepnya mengemukakan, bahwa peran determinan sebagai landasan
ang melatarbelakakngi dan menjawab menjadi penyebab langsung dan tidak langsung
dari identifikasi kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja, unsafe abortion, BBLR dan tingkat kesuburan yang ada dikomunitas.
Factor determinan tersebut adalah determinan poksi/dekat/outcome : kejadian kehamilan, komplikasi kehamilan dan persalinan
(perdarahan, infeksi, eklamsi, partus macet, rupture uteri) dan kematian dan
kecacatan. Determinan antara /intermediate
determinants : status kesehatan gizi, status reproduksi, akses terhadap
pelayanan kesehatan (lokasi pelayanan ANC, KB, jangkauan pelayanan serta
informasi terhadap pelayanan), prilaku hidup bersih dan sehat, serta
factor-faktor yang tidak diketahui. Determinan kontestual/jauh/distant determinants : status wanita
dalam keluarga dan masyarakat (pendidikan, pekerjaan, penghasilan,
keberdayaan), status keluarga dan masyarakat (penghasilan, kepemilikan,
pendidikan, dan pekerjaan anggota rumah tangga), status masyarakat
(kesejahteraan, sumber daya seperti dokter, bidan, dan perawat). Dan untuk
mencegah adanya komplikasi obstetric,serta memastikan bahwa komplikasi
terdeteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai maka bidan harus
kompeten dalam mengidentifikasi adanya tanda-tanda bahaya terutama pada
kehamilan sesuai masalah dalam komunitas.
1.2 Rumusan Masalah
- Mengidentifikasi
masalah kebidanan dalam komunitas dalam pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan dan dampak dari pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan
(dukun).
1.3 Tujuan penulisan
Tujuan dari penulis yaitu untuk
dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dalam menangani masalah-masalah dalam kebidanan
terutama kebidanan dalam komunitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Pertolongan
Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan,
dokter,dan tenaga para medis lainnya). Tenaga kesehatan merupakan orang yang
sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih
terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau
dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
Persalinan adalah proses dimana
bayi, palsenta dan selaput ketuban keluar daru uterus ibu. Persalinan normal
jika prosesnya terjadi pada kehamilan 37-42 minggu atau usia cukup bulan tanpa
disertai dengan penyulit (Buku Asuhan Persalinan Normal : 2014).
2.2 Tujuan Asuhan Persalinan Normal
Oleh Tenaga Kesehatan
Menjaga kelangsungan hidup dan
memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai
upaya yang terintegerasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal
mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat
yang diinginkan optimal (Buku Asuhan Persalinan Normal 2014).
Bidan, sebagai tenaga kesehatan dalam
memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil harus dapat mengenali dan
menanggulangi tanda bahaya kehamilan dan persalinan sedini mungkin. Karena jika
hal ini dibiarkan lebih lanjut maka dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin.
Tanda
tanda bahaya kehamilan adalah :
1. Perdarahan
pervaginam
2. Sakit
kepala yang hebat
3. Penglihatan
kabur
4. Bengkak
pada wajah, kaki dan jari-jari tangan
5. Gerak
janin berkurang
6. Nyeri
perut hebat
2.3
Manfaat Melakukan Persalinan ditempat Pelayanan
Tenaga Kesehatan
1. Memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang profesional serta diakui pemerintah.
2. Peralatan
bersih dan steril
3. Tersedia
tempat pelayanan yang bersih dan nyaman
4. Tersedia
obat-obatan dan peralatan medis darurat
5. Pelayanan
yang komprehensif dan ramah
6. Manfaat
persalinan dengan tenaga kesehatan dengan meningkatkan komunikasi, informasi
dan edukasi (KIE) kepada masyarakat
terutama ibu-ibu dengan tingkat pendidikan yang rendah secara berkesinambungan
seperti penyuluhan pada setiap kali posyandu dan mengaktifkan kelas ibu
2.4
Pengertian Penolong Persalinan Oleh Tenaga Non Kesehatan (Dukun)
Pertolongan
persalinan oleh tenaga non kesehatan yaitu proses persalinan yang dibantu oleh
tenaga non kesehatan yang biasa dikenal dengan istilah dukun bayi.
Dukun
bayi adalah pada umumnya seorang wanita yang dapat kepercayaan serta memiliki
keterampilan menolong persalinan secara tradisional, dan memperoleh
keterampilan tersebut dengan secara turun temurun belajar secara praktis
peningkatan keterampilan tersebut serta melalui petugas kesehatan (Depkes RI,
2001).
2.4.1 Etiologi
1. Kebiasaan/ perilaku/ adat istiadat yang tidak
menunjang.
a.
Keluarga yaitu adanya kebiasaan keluarga
yang memutuskan atau memaksa calon orang tua mengenai siapa yang akan
menolong persalinan
Masyarakat, yaitu adanya kebiasaan masayarakat yang lebih mempercayai
penolong persalinan pada
tenaga non medis (dukun)Sarana
kesehatan.
b. Keadaan sosial ekonomi yang masih belum memadai.
c. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat.
d. Status dalam masyarakat.
2. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penyuluhan
kesehatan dan petugas kesehatan yang masih rendah.
2.5 Dampak Melahirkan
Di Tenaga Non Kesehatan (Dukun)
1. Tindakan
memijat dan ekpressi (mendorong) yang menyebabkan robekan rahim.
2. Tindakan
mengurut-ngurut pada kala uri yang menyebabkan perdarahan pasca persalinan.
3. Perawatan
tali pusat kurang bersih yang beresiko tetanus neonatorum
4. Teknik
pertolongan oleh dukun adalah menunggu tanda mengenai mekanisme yang benar dan
kurang mengenai bahaya resiko ibu dan janin
5. Tidak
memiliki pengetahuan terkini tentang ibu hamil, persalinan, dan perawatan
bayiTidak tersedia obat-obatan dan peralatan medis darurat
6. Tidak
diakui pemerintah
7. Komplikasi
pertolongan dukun adalah persalinan lama dan terlantar yang dapat mengakibatkan
perdarahan dengan berbagai sebab, rupture uteri, robekkan jalan lahir dan
infeksi karena persalinan kurang bersih dan aman
8. Rujukkan
terlambat sehingga meninggal dijalan, diterima dalam keadaan dan sebagian kecil
tertolong
2.6
Penanganan pada persalinan yang ditolong Oleh Non Tenaga Kesehatan (Dukun)
Penanganannya dengan diadakan
program penempatan bidan di
desa yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kematian ibu hamil, bayi dan
balita.
Kecuali hal-hal yang berhubungan dengan adat dan kebiasaan masyarakat setempat,
dengan menjalin hubungan kemitraan antara keduanya. Serta bidan yang berada dalam
suatu desa bisa menjadikan dukun sebagai mitra dan asisten bagi bidan karena
dukun masih dipercaya oleh masyarakat dan yang paling dekat dengan masyarakat.
Melatih dan membimbing dukun di wilayah atau ditempat kerja bidan serta
melaksanakan pelatihan sesuai rencana dalam membantu persalinan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pengertian persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan,
dokter,dan tenaga para medis lainnya). Tenaga kesehatan merupakan orang yang
sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih
terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau
dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit.Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
Manfaat
Melakukan Persalin ditempat Pelayanan
Tenaga Kesehatan
1. Memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang profesional serta diakui pemerintah.
2. Peralatan
bersih dan steril
3. Tersedia
tempat pelayanan yang bersih dan nyaman
4. Tersedia
obat-obatan dan peralatan medis darurat
5. Pelayanan
yang komprehensif dan ramah
Pertolongan persalinan oleh tenaga
non kesehatan yaitu proses persalinan yang dibantu oleh tenaga non kesehatan
yang biasa dikenal dengan istilah dukun bayi. Dampak Melahirkan Di Tenaga
Non Kesehatan (Dukun)
1. Tindakan
memijat dan ekpressi (mendorong) yang menyebabkan robekan rahim.
2. Tindakan
mengurut-ngurut pada kala uri yang menyebabkan perdarahan pasca persalinan.
3. Perawatan
tali pusat kurang bersih yang beresiko tetanus neonatorum.
3.2
Saran
Dengan
adanya makalah ini, mahasisiwi bidan diharapkan dapat memahami masalah yang ada
di komunitas terutama pertolongan persalinan yang masih ditolong oleh non medis
(dukun) dan mahasiswi bidan dapat meningkatkan mutu pelayanan yang berkualitas
serta dapat memberikan penanganan dengan cepat dan tepat.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku Asuhan Persalinan Normal :
2014
geogle.schoolar.thesis
sri_yenita. Faktor Determinan Pemilihan Tenaga
Penolong Persalainan di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman
Barat Tahun 2011.
NASKAH DRAMA PERSALINAN
DITOLONG NON TENAGA
MEDIS (Dukun)
Disebuah
Desa, terdapat dukun beranak yang biasanya sering menolong persalinan, dengan
menggunakan alat-alat sederhana tanpa alat yang steril. nama dukun itu adalah
mbah ija wanita separoh baya yang biasa dipanggil mbah, suatu hari karena
adanya tinggi angka kematian ibu dan bayi didaerah tersebut pemerintah
menetapkan penugasan kepada bidan Ani untuk
ditempatkan didesa tersebut, disebabkan tenaga kesehatan kurang di desa
tersebut. Bidan Ani menyakinkan kepada masyarakat bahwa pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan sangatlah penting.
Bidan
ani pergi berkunjung ke rumah pak RT dan lingkungan masyarakat untuk
memperkenalkan diri. Bidan Ani disambut baik oleh masyarakat setelah
memperkenalkan diri, Bidan Ani lanjut berkunjung kerumah dukun mbah ija untuk
mengenalkan diri. Sesampainya ditempat mbah ija, bidan ani melihat mbah ija
sedang menolong persalinan salah satu ibu dari masyarakat tersebut.
Bidan
Ani : asalamualaikum, mbah ? tok-tok
keluarga : waalaikumsalam, silahkan masuk
(sambil membuka kan pintu)
mbah ? ada ibuk-ibuk
yang cari mbah ? silahkan masuk buk
Mbah
ija : persilahkan masuk ndi, mbah
sedang menolong ibuk rika dulu ndi,
Bidan
Ani : Terima kasih buk,
Keluarga : sebentar yah buk, mbah lagi didalam
sedang menolong persalinan buk ,
Bidan
Ani : iya buk, tidak apa-apa buk.
Boleh saya ikut lihat kedalam buk untuk melihat persalinan yang ditolong oleh
mbah ibu ?
Keluarga : silahkan buk, mari saya antar buk
Bidan
Ani : terima kasih buk, (setelah
sampai didalam bidan melihat petolongan persalinan yang ditolong oleh mbah ija,
sangat mengejutkan mbah ijah menolong persalinan dengan cara perut ibu
diurut-urut kebawah supaya anaknya turun, dan juga tempat persalinan yang tidak
bersih dan cahaya matahari tidak ada, mbah ija menolong persalinan tanpa
memakai alat perlindungan diri dan buk ija memotong tali pusat dengan sembilu
tanpa steril).
Setelah persalinan selesai, mbah ija
membereskan ibu dan bayi lalu mbah ija keluar dan menemui Bidan Ani
Mbah
ija : maaf yah buk, tadi didalam
lama, silahkan duduk buk
Bidan
Ani : iya mbah, tidak apa-apa mbah,
tadi mbah menolong persalinan didalam, alhamdulilah anaknya lahir dengan baik
dan ibu nya juga mbah, ohya mbah kedatangan saya kemari ingin memperkenalkan
diri mbah nama saya bidan ani mbah, saya dengar mbah sering menolong persalinan
disini, dan tujuan saya kesini adalah ingin mengajak mbah dalam bekerja sama
dalam persalinan dan mengajarkan mbah untuk menggunakan alat-alat steril, tadi
saya sudah melihat mbah dalam menolong persalinan didalam, dan saya melihat
mbah menggunakan sembilu sebagai alat pemotong tali pusat, tindakan itu kurang
baik bagi bayi mbah apalagi sembilu juga tidak steril untuk digunakan.
Bagaimana mbah apakah mbah bersedia, untuk bekerja sama dengan saya karena itu
akan menurunkan angka kematian pada ibu dan bayi mbah.
Mbah
Ija : iya buk, saya mau buk tapi
sekarang saya mau menyelesaikan dulu dengan persalinan yang saya tolong tadi
buk.
Bidan
Ani : iya buk, ibuk bisa langsung
datang ke tempat saya bekerja buk, atau saya juga bisa pergi ketempat yang jauh
dari tempat saya untuk menolong persalinan mbah, asalkan membantu saya mbah.
Mbah
Ija : iya, saya mengerti buk bidan,
saya datang ke tempat ibuk dan apabila jauh dari tempat kerja ibuk saya juga
akan menemani ibuk untuk membantu ibuk dalam menolong persalinan.
Bidan
Ani : Baik mbah, terimakasih mbah
atas kerjasama mbah, jadi apabila ada ibu hamil, ibu bersalin mbah bisa
beritahu saya mbah,
Mbah
Ija : iya buk bidan, saya akan
beritahu buk bidan
Bidan
Ani : kalau begitu saya permisi
pulang dulu yah mbak, terimakasih atas waktunya mbah, permisi yah mbah,
asalamualaikum
Mbah
I ja : yah buk, waalaikumsalam
Setelah
beberapa hari kemudian bidan ani telah melatih mabah ija untuk membantu
persalinan dan mbah ija dijadikan asisten bidan ani dalam melakukan persalinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar